Konsep pemasaran VS konsep penjualan dalam ngeblog (bagian 3)
Gak pake muter-muter langsung praktek OK! maksudnya langsung pada penjelasan tekhnis konsep pemasaran dan konsep penjualan. Biar lebih jelas saya akan buatkan sebuah ilustrasi agar bisa dijadikan contoh perbandingan. Perhatikan bahwa ilustrasi disini agar bisa lebih maknyus bagi anda manfaatnya harus dikombinasi dengan pemahaman SEO secara komprehensif bukan hanya sebatas SEO parsial untuk kontes saja.
Paijo adalah pemuda yang tinggal disebuah kompleks perumahan dan dia seorang penyuka tempe, mulai tempe goreng sampai tempe bakar dia suka yang penting tempe. Akhirnya dia punya inisiatif untuk berjualan tempe. Dia menyediakan tempe mulai tempe Indonesia sampai tempe import dari Australia (emang ada?). Seluruh rak di tokonya berisi tempe beraneka macam mulai potongan kecil sampai tempe sebesar bantal. Apa yang terjadi? memang sih orang kompleks perumahan tersebut membeli tempe pada paijo, sehari pembeli bisa sampai 20 orang dengan omzet penjualan rata-rata perhari Rp 200 ribu.
Jarak 5 rumah dari rumah dan toko tempe paijo adalah rumah Paijah, dia seorang penggemar makan tahu, mulai tahu Sumedang, tahu Kediri, perkedel tahu sampai tahu Amerika dia suka. Paijah juga ingin membuka toko untuk menjual tahu, dan akhirnya dia jual tahu setelah pinjam modal pada pacarnya yang bernama Fredy seorang mahasiswa ekonomi. Sama dengan paijo paijah juga memiliki omzet Rp 200 ribuan per hari. Saat malam jumat si Fredy ngapelin Paijah, Fredy memberi saran agar Paijah jangan hanya jual tahu saja, karena meski penghuni kompleks perumahan tersebut sebagian besar mau makan tahu, tapi mereka juga suka makan yang lain, ada baiknya dalam toko Paijah juga menyediakan sayuran, bumbu, daging ayam dll termasuk tempe. Fredy menjelaskan bahwa toko kelontong yang lengkap lebih disukai oleh penduduk karena kalau diamati penduduk sekitar situ sampai mukanya kalau gak kayak tahu ya kayak tempe. Mau beli lainnya jauh, "itu kesempatan kamu Jah sayang", begitu si Fredy memberi pengertian.
Akhirnya seminggu kemudian toko si Paijah menyediakan aneka macam kebutuhan pokok sehari-hari termasuk menjual tempe juga. Apa yang terjadi? ternyata Paijah sehari bisa mendapat omzet sampai Rp satu juta. Dan akibatnya juga berefek pada Paijo sehari hanya dapat Rp 50 ribu.
Kenapa bisa demikian? karena Paijah lebih menyediakan lengkap kebutuhan penghuni kompleks, sehingga beli tempe juga ke Paijah sekalian beli bumbu dan garam. Secara tidak sengaja paijah menerapkan konsep pemasaran yang disarankan oleh pacar tercintanya si Fredy. Dan Paijo yang ngotot hanya jual tempe akhirnya juga kalah dalam bersaing, bahkan lahannya bisa direbut oleh Paijah pacarnya Fredy.
Begitulah salah satu contoh bagaimana sebuah konsep pemasaran bisa mengalahkan konsep penjualan. Bagaimana dengan ngeblog? sama saja, hanya yang dijual saja yang berbeda. Tapi ingat diawal saya tuliskan bahwa anda harus paham SEO dulu untuk menerapkan konsep pemasaran dalam ngeblog. Jika anda salah menerapkan dan hanya mencontoh Paijah akibatnya malah buruk karena melanggar Konsep SEO. Perlu juga diingat bahwa belantara internet tidak sesempit kompleks perumahan Paijo dan Paijah.
Sudah dulu ya, semoga bermafaat, ingat pesan saya tadi OK!, kalau dianggap agak samar penjelasannya itu memang agar anda berfikir sendiri agar otak semakin tajam, dan saya juga tidak mau dianggap terlalu menggurui anda, lha saya juga blogger yunior hehe.
Gak pake muter-muter langsung praktek OK! maksudnya langsung pada penjelasan tekhnis konsep pemasaran dan konsep penjualan. Biar lebih jelas saya akan buatkan sebuah ilustrasi agar bisa dijadikan contoh perbandingan. Perhatikan bahwa ilustrasi disini agar bisa lebih maknyus bagi anda manfaatnya harus dikombinasi dengan pemahaman SEO secara komprehensif bukan hanya sebatas SEO parsial untuk kontes saja.
Paijo adalah pemuda yang tinggal disebuah kompleks perumahan dan dia seorang penyuka tempe, mulai tempe goreng sampai tempe bakar dia suka yang penting tempe. Akhirnya dia punya inisiatif untuk berjualan tempe. Dia menyediakan tempe mulai tempe Indonesia sampai tempe import dari Australia (emang ada?). Seluruh rak di tokonya berisi tempe beraneka macam mulai potongan kecil sampai tempe sebesar bantal. Apa yang terjadi? memang sih orang kompleks perumahan tersebut membeli tempe pada paijo, sehari pembeli bisa sampai 20 orang dengan omzet penjualan rata-rata perhari Rp 200 ribu.
Jarak 5 rumah dari rumah dan toko tempe paijo adalah rumah Paijah, dia seorang penggemar makan tahu, mulai tahu Sumedang, tahu Kediri, perkedel tahu sampai tahu Amerika dia suka. Paijah juga ingin membuka toko untuk menjual tahu, dan akhirnya dia jual tahu setelah pinjam modal pada pacarnya yang bernama Fredy seorang mahasiswa ekonomi. Sama dengan paijo paijah juga memiliki omzet Rp 200 ribuan per hari. Saat malam jumat si Fredy ngapelin Paijah, Fredy memberi saran agar Paijah jangan hanya jual tahu saja, karena meski penghuni kompleks perumahan tersebut sebagian besar mau makan tahu, tapi mereka juga suka makan yang lain, ada baiknya dalam toko Paijah juga menyediakan sayuran, bumbu, daging ayam dll termasuk tempe. Fredy menjelaskan bahwa toko kelontong yang lengkap lebih disukai oleh penduduk karena kalau diamati penduduk sekitar situ sampai mukanya kalau gak kayak tahu ya kayak tempe. Mau beli lainnya jauh, "itu kesempatan kamu Jah sayang", begitu si Fredy memberi pengertian.
Akhirnya seminggu kemudian toko si Paijah menyediakan aneka macam kebutuhan pokok sehari-hari termasuk menjual tempe juga. Apa yang terjadi? ternyata Paijah sehari bisa mendapat omzet sampai Rp satu juta. Dan akibatnya juga berefek pada Paijo sehari hanya dapat Rp 50 ribu.
Kenapa bisa demikian? karena Paijah lebih menyediakan lengkap kebutuhan penghuni kompleks, sehingga beli tempe juga ke Paijah sekalian beli bumbu dan garam. Secara tidak sengaja paijah menerapkan konsep pemasaran yang disarankan oleh pacar tercintanya si Fredy. Dan Paijo yang ngotot hanya jual tempe akhirnya juga kalah dalam bersaing, bahkan lahannya bisa direbut oleh Paijah pacarnya Fredy.
Begitulah salah satu contoh bagaimana sebuah konsep pemasaran bisa mengalahkan konsep penjualan. Bagaimana dengan ngeblog? sama saja, hanya yang dijual saja yang berbeda. Tapi ingat diawal saya tuliskan bahwa anda harus paham SEO dulu untuk menerapkan konsep pemasaran dalam ngeblog. Jika anda salah menerapkan dan hanya mencontoh Paijah akibatnya malah buruk karena melanggar Konsep SEO. Perlu juga diingat bahwa belantara internet tidak sesempit kompleks perumahan Paijo dan Paijah.
Sudah dulu ya, semoga bermafaat, ingat pesan saya tadi OK!, kalau dianggap agak samar penjelasannya itu memang agar anda berfikir sendiri agar otak semakin tajam, dan saya juga tidak mau dianggap terlalu menggurui anda, lha saya juga blogger yunior hehe.
1 komentar:
IMPORT GARAM, UNTUK MEMISKINKAN RAKYAT!!
Demi program ketahanan pangan, tim ekonomi pemerintahan (SBY) Susilo Bambang Yudhoyono menggelontorkan Lebih dari 5 miliar dollar AS atau setara dengan Rp 50 triliun untuk import kebutuhan pangan agar tercukupi kebutuhan pangan nasional.
Komoditas import tersebut meliputi kedelai, gandum, daging sapi, susu, dan gula. Bahkan, garam yang sangat mudah diproduksi di dalam negeri karena sumber dayanya tersedia secara cuma-cuma dari alam tetap masih harus diimpor. Nilai nya cukup fantastis 1,58 juta ton per tahun senilai Rp. 900 miliar.
Dampak kebijakan ramah import ini jelas, mengabaikan pengembangan potensi pangan lokal akibatnya puluhan ribu petani garam di sebagian besar pesisir Nusantara secara perlahan menganggur. Petani yang berlahan sempit harus berhadapan dengan komoditas pertanian impor yang disubsidi besar. Ini sama halnya dengan pemerintah membiarkan ketidakadilan berlaku di negara kita.
Sebagian ahli ekonomi berpendapat, kebijakan ini diambil karena kualitas garam yang lebih baik dan harga lebih murah. Namun, kebijakan ini akan berdampak berupa kehilangan peluang penyerapan tenaga kerja yang lebih besar dan pengurangan jumlah penganggur tidak akan maksimal. Dengan kata lain kebijakan ramah impor tidak bisa menyubstitusi kebutuhan masyarakat terhadap pekerjaan!!
“Coba bayangkan dengan anggaran 5 miliar dollar AS akan menyerap berapa banyak tenaga kerja!!”
Karena itu, komoditas apa pun yang memungkinkan untuk diproduksi sendiri harus dilakukan secara optimal oleh pemerintah dan semua pemangku kepentingan. Sambil meningkatkan produksi, pengembangan industri berbasis pertanian juga harus dilakukan agar bisa mendapatkan nilai tambah. Ini manfaatnya besar bagi makroekonomi.
Bagi komoditas yang belum mampu diproduksi sendiri seperti kedelai dan gandum karena merupakan tanaman subtropis, perlu adanya langkah strategis melakukan substitusi. Karena kehilangan potensi peluang kerja, secara otomatis hilang juga potensi peningkatan daya beli masyarakat. Daya beli merupakan faktor penting menggerakkan perekonomian dan keberlangsungan industri
Posting Komentar